Sebagai pengguna ponsel Android, sekali lagi kita harus bersyukur bahwa dengan harga handset yang terkadang dijual dengan harga di bawah 1 juta, kita sudah bisa memiliki sebuah device atau perangkat komunikasi yang mampu melakukan banyak hal. Salah satu manfaat itu adalah sebagai penunjuk arah mata angin. Jadi hanya dengan bermodalkan sebuah ponsel, Anda sudah bisa memiliki alat yang bisa memberi tahu di mana letak matahari terbenam dan terbit, sedang ke mana angin laut berhembus, ke arah mana kita harus berputar kalau ingin kembali ke pos jaga, atau melalui jalan mana kita bisa sampai ke konsumen terdekat, dan seterusnya.
Di dalam ekosistem Android, khususnya Google Play, ada begitu banyak aplikasi penunjuk arah mata angin. Tapi dari sekian banyak aplikasi itu, salah satu yang akan saya rekomendasikan kepada pembaca pengusahamuslim.com adalah Compass. Dari namanya saja kita sudah bisa tahu untuk apa aplikasi ini dibuat; sebagai kompas alias penunjuk arah! Anda mungkin akan bertanya, “apa sih kaitan kompas dengan pengusaha muslim?” Bingung bukan? (jawabannya di ujung cerita)
Tentang Compass
Compass adalah aplikasi kecil yang dibuat oleh catch.com. Dengan ukuran file yang tidak sampai 1 MB, aplikasi ini bisa tampil dengan respon yang sangat cepat. Di saat pengguna menyentuh shortcut Compass, aplikasi ini akan tampil dalam waktu kurang dari 2 detik. It is fast, which means good.
Untuk mengetahui cara kerja aplikasi ini pun pengguna tidak perlu mempelajari apapun karena sejak pertama tampil, kita akan langsung disuguhi sebuah tampilan visualisasi kompas yang sedang menunjukkan arah mata angin. Jadi misalkan Anda sedang di dalam sebuah masjid, yang tentu saja akan menghadap ke arah barat, Anda bisa membuka ponsel Android Anda lalu menguji kebenaran aplikasi ini. Bila Compass menunjukkan arah barat persis atau hampir sesuai dengan posisi masjid, itu berarti posisi jarum digitalnya bisa dipertanggungjawabkan. Tapi bila tidak, Anda tidak perlu khawatir karena itu bukan berarti Compass Android sedang rusak, melainkan sedang disfungsional saja.
Untuk memperbaiki disfungsional atau error kecil pada Compass ini, Anda hanya perlu menggunakan fitur “Calibrate” atau “kalibrasi” yang bisa diaktifkan dengan cara menggoyang-goyangkan ponsel Android Anda dalam posisi tidur sambil seolah-olah membuat gerakan yang bisa membentuk angka delapan ( 8 ). Setelah itu, ujicoba sekali lagi. Lihat apakah jarum penunjuknya sudah menunjukkan arah yang benar.
Compass untuk Pengusaha Muslim
Ini dia bagian paling menarik dari tulisan ini. Sebelum menulis dan menerbitkan sebuah artikel, biasanya saya bertanya dulu pada diri sendiri, kira-kira apa manfaat tulisan ini untuk pembaca saya? Bisakah para pembaca pengusaha muslim yang memang rata-rata adalah para pengusaha mengambil manfaat tulisan saya? Setelah saya merenung, ternyata Compass juga ada gunanya untuk usaha atau kehidupan Anda.
Bermodalkan aplikasi ringan ini, Anda akan memiliki alat untuk mendeteksi arah kiblat sholat ke manapun Anda pergi. Entah itu ketika Anda sedang berpetualang bersama rekan kerja Anda di pegunungan yang asri nan dingin di ujung Indonesia sana, atau saat Anda harus tinggal di dalam kamar hotel untuk keperluan tugas-tugas perusahaan atau hanya sekedar berkomunikasi dan silaturami dengan rekan bisnis penting.
Di samping dua fungsi tadi, Compass juga bisa menjadi alat yang pas untuk dibawa ketika Anda sedang bersepeda. Saya paham bahwa mungkin tidak semua pembaca pengusaha muslim adalah seorang biker atau aktivis B2W (Bike to Work), tapi saya akan tetap berprasangka bahwa di antara Anda ada yang termasuk ke dalamnya. Bila memang iya, maka aplikasi ini bisa menjadi partner cukup penting di perjalanan. Terlebih untuk Anda yang suka bersepeda lintas alam. Itu lho, bersepeda tapi tanpa tujuan jelas. Jadi ketika Anda berangkat dari rumah dengan sepeda Anda, Anda belum memiliki rencana ingin ke mana, pokoknya Anda membiarkan intuisi, ayunan kaki, dan juga situasi di sekitar Anda untuk memilihkan lokasi yang akan Anda capai. Ini adalah hal yang sering saya lakukan selama di Yogya namun belum pernah terulang di Gorontalo.
Saya berharap, melalui tulisan ini, suatu saat nanti saya bisa membeli sepeda baru lalu mengulangi aktivitas yang sama di negeri sejuta jagung ini. Tentunya sambil ditemani ponsel Android saya, lengkap dengan Compass-nya. Plus, dengan prasangka baik bahwa siapa tahu saat saya sedang bersepeda, ada SMS orderan kaos yang akan masuk ke dalam ponsel saya. Bukankah ini sebuah husnuzhan yang sangat indah?
Lalu kenapa tidak melakukannya? Hehehe ….
Pone, Jum’at, 1 Juni 2012, 7:58 AM WITA.